Nantinya uang tersebut akan diambil oleh petugas jaga, kemudian disetorkan kepada ketua (RT). sistem ini banyak sekali manfaatnya. Namun kali ini saya tidak akan membahas hal itu.
Para petugas beraksi antara jam 6 sore hingga jam 9 malam. Banyak sekali metode yang mereka gunakan dalam mengambil jimpitan. Saya pun berhasil mengelompokkan ke dalam beberapa tipe sebagai berikut:
Pertama, petugas upacara.
Mereka yang datang dengan santainya meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik rumah.
“Mas Kresna, mau ambil jimpitan” serunya.
Kedua, sosok maling.
Datang sacara diam-diam dan langsung cabut tanpa meninggalkan jejak
sedikitpun.
Ketiga, butuh perhatian.
Mereka yang sengaja meninggalkan jejak berupa suara yang mampu
didengar oleh tuan rumah meskipun mereka sedang sibuk di belakang. Tipe ini
saya divide lagi:
1. Mengeraskan bunyi alas kaki (slakk sllak).
2. Menggoyangkan wadahnya hingga mengeluarkan suara klotak klotakk.
3. Melemparkan uang yang mereka ambil ke dalam kantong (dompet) yang dibawa hingga berbunyi
crikkkk.
Nah, gimana? Tertarik dengan salah satu dari mereka. Kalau saya sendiri lebih menyukai tipe ketiga karena rasanya asyik gitu ketika mereka menciptakan suara-suara itu. wkwk rak lucu. Semoga akan ada tipe-tipe baru yanng lebih unik dari ini. I'm Mas Kresna back to you.
done
ReplyDeletehttp://www.zynation.com/
Baru tau nih.. :D
ReplyDeleteNice, saya baru tahu juga ini, terima kasih infonya.. :)
ReplyDeleteJimplitan ini tradisi atau bagaimana mas? Kok di daerah saya tidak ada ya?
ReplyDeleteenak yang nomor 1 gan,lapor dulu :D
ReplyDelete